SYAMSUL MUIN

dzikir

Selasa, 02 Desember 2008

ISTIQOMAHLAH

 
ISTIQOMAHLAH

Setiap muslim yang telah berikrar bahwa Allah Rabbnya, Islam agamanya dan Muhammad rasulnya, harus senantiasa memahami arti ikrar ini dan mampu merealisasikan nilai-nilainya dalam realitas kehidupannya. Setiap dimensi kehidupannya harus terwarnai dengan nilai-nilai tersebut baik dalam kondisi aman maupun terancam.

Ibnu Qayyim dalam “Madaarijus Salikiin” menjelaskan bahwa ada enam faktor yang mampu melahirkan istiqomah dalam jiwa seseorang sebagaimana berikut;

- Beramal dan melakukan optimalisasi

“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu dan (begitu pula) dalam (Al Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” (QS 22:78)

- Berlaku moderat antara tindakan melampui batas dan menyia-nyiakan

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS 25:67)

Dari Abdullah bin Amru, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Setiap amal memiliki puncaknya dan setiap puncak pasti mengalami kefuturan (keloyoan). Maka barang siapa yang pada masa futurnya (kembali) kepada sunnahku, maka ia beruntung dan barang siapa yang pada masa futurnya (kembali) kepada selain itu, maka berarti ia telah celaka”(HR Imam Ahmad dari sahabat Anshar)

- Tidak melampui batas yang telah digariskan ilmu pengetahuannya

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggung jawaban.” (QS 17:36)

- Tidak menyandarkan pada faktor kontemporal, melainkan bersandar pada sesuatu yang jelas

- Ikhlas

“Padahal mereka tidak disuruh melainkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS 98:5)

- Mengikuti Sunnah

Rasulullah saw bersabda, “Siapa diantara kalian yang masih hidup sesudahku maka dia pasti akan melihat perbedaan yang keras, maka hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah para Khalifah Rasyidin (yang lurus), gigitlah ia dengan gigi taringmu.”(Abu Daud dari Al-Irbadl bin Sariah)

Imam Sufyan berkata, “Tidak diterima suatu perkataan kecuali bila ia disertai amal, dan tidaklah lurus perkataan dan amal kecuali dengan niat, dan tidaklah lurus perkataan, amal dan niat kecuali bila sesuai dengan sunnah.”

Rabu, 03 September 2008

Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memelihara wajah kami dari sujud kecuali kepada-Mu, Ya Allah peliharalah wajah kami dengan kemudahan rezeki dan jangan Engkau merendahkan kami dengan kesempitan rezeki-Mu. Maka peliharalah diri kami dari meminta-minta hajat kami kecuali kepada-Mu dengan kemurahan dan kaunia-Mu. Wahai dzat yang paling penyayang. Amin

Sabtu, 29 Desember 2007

:) salam.................

KEBAIKAN MEMBAWA BERKAH


Berbagi pengalaman dan tidak bermaksud riya atas informasi ini. Sambil saya menuliskan testemoni ini saya kembali diingatkan bahwa mungkin saya seperti ini karena perbuatan-perbuatan baik yang aku contoh dari orang tuaku, seingatku setiap uang saku yang nge-pas yang diberikan orang tua ataupun yang dihasilkan sendiri selalu aku sisihkan untuk bersedekah/berinfak di masjid atau orang yang membutuhkan dari keluarga dekat/kerabat.
Meski apa yang aku sedekahkan/infak semata-mata kebutuhanku untuk berbagi dan tidak berpikir akan reward/penghargaan dari siapapun, Lillahi Taala namun Subhanallah bila diingat dan dirunut nikmat dan keajaiban yang Allah SWT berikan sangat besar. Dari mendapatkan pekerjaan yang meski berbeda dari latar belakang pendidikan tapi sangat aku cita-citakan, dipertemukan dengan suami yang baik, dikaruniai anak yang soleh, sehat,sempurna jasmani/rohani dan cerdas, menjalankan umroh,memiliki kendaraan, menyekolahkan anak ditempat yang baik, dan hal lain yang tidak hanya materi yang Allah SWT limpahkan namun lebih dari itu kesehatan, kemudahan, keberkahan dan kelancaran dalam setiap urusan.
InsyaAllah Allah SWT tetap menjaga hatiku untuk senantiasa berjalan di jalan yang lurus dan baik hingga akhir hayat dan juga mencontohkan kepada anakku perbuatan baik yang harus diikuti. Serta menanamkan bahwa beramal bukan semata-mata untuk memperoleh reward dari Allah SWT saja melainkan karena perwujudan rasa syukur karena nikmat yang banyak yang tidak terhitung yang telah diberikanNya kepada kami, amal baik yang kita lakukan itu hanya kecil diantara kebaikan yang telah Allah SWT berikan kepada kita umat-Nya

syamsul mu"in

ASALAMUALIKUM................... selamat datang semuanya.......................... di bloku.............